Bahaya
begadang untuk kesehatan-Sebagai olahraga paling diminati, sepakbola selalu mendapat
perhatian lebih dari penggemarnya. Kapan pun pertandingan sepak bola digelar,
bagi para penggila olahraga yang paling banyak diminati ini pasti akan
ditonton. Tak terkecuali jika kita harus menyaksikannya tengah malam. Atau di
saat seharusnya tengah beristirahat. Tapi karena kegemaran inilah, terkadang
kita akan memaksakan diri untuk menyaksikan pertandingan sepak bola,
ujung-ujungnya kita harus begadang hingga pagi hari.
Mungkin yang kita kenal
gangguan akibat kurang tidur atau terlalu banyak begadang bagi kesehatan yakni
menjadi mudah ngantuk di siang hari. Namun, sebenarnya dari beberapa penelitian
diketahui banyak bahaya lainnya dari begadang. Apa saja penyakit yang bisa
ditimbulkan dari kurang tidur atau banyak begadang tersebut, berikut spotlite
merangkum nya untuk Anda.
1. Meningkatkan Gejala
Stroke
Bahaya pertama dari
begadang yakni meningkatkan gejala stroke. Dari sebuah riset hasil penelitian
dari Universitas Alabama di Birmingham yang melibatkan 5666 responden berusia
45 tahun ke atas, kuantitas tidur yang kurang dari enam jam menjadi salah satu
pemicu gejala stroke.
Dalam penelitian yang di
pantau perkembangannya selama tiga tahun, para responden tidak memiliki riwayat
stroke, serangan isemik transien, gejala stroke atau resiko tinggi terkait
sleep apnea. Dan hasil penelitian menunjukkan, mereka yang punya kebiasaan
tidur kurang dari enam jam setiap hari memeiliki resiko lebih tinggi mengidap
stroke dibanding responden lain yang tidurnya cukup, atau lebih dari enam jam.
Bahkan resiko stroke di
antara peserta yang tidur kurang dari enam jam, tercatat lebih tinggi empat
kali lipat, dibandingkan dengan mereka yang bisa tidur antara tujuh hingga
delapan jam. Resiko tersebut juga berlaku bagi mereka yang memiliki indeks
massa tubuh normal, atau tidak memiliki riwat hidup stroke.
Menurut pimpinan studi,
Megan Ruiter Phd, durasi tidur yang pendek menjadi pemicu faktor-faktor resiko
stroke lainnya. Ketika faktor resiko stroke lainnya datang, mereka yang durasi
tidurnya singkat menjadi lebih kuat terserang.
Namun Ruiter
menginformasikan bahwa kurangnya durasi tidur, terutama yang sudah kecanduan
begagadang, bisa dimodifikasi lewat terapi kognitif.salah satunya cara tercepat
dengan pemberian obat. Temuan ini menjadi dasar dalam penggunaan terapi tidur
dalam mencegah perkembangan stroke. Hasil dari penelitian ini dipublikasikan
oleh Ruiter dalam pertemuan tahunan Associated Profesional Sleep Societies di
Boston.
2. Picu Hipertensi
Hipertensi yakni kondisi
medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis. Dan hipertensi
juga menjadi gejala awal lahirnya stroke, serangan jantung, gagal jantung dan
aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Dan
salah satu pemicu dari hipertensi adalah begadang.
Sebuah riset terbaru
mengindikasikan orang-orang dengan gejala insomnia memiliki kemungkinan
hipertensi. Riset tersebut dilakukan para ilmuan Henry Ford Hospital, Detroit.
Menurut peneliti jumlah penderita hipertensi lebih besar terjadi pada orang
dengan masalah insomnia, atau gangguan tidur dibanding dengan mereka yang tidur
normal. Menurut Christoper Drake, dari Ford Hospital Sleep Disorders and
Research Center dan peneliti utama studi ini, penyebab hipertensi pada
penderita insomnia, karena beberapa kali mereka sering terbangun di malam hari
dan juga mereka butuh waktu untuk bisa tidur kembali. Bahkan mereka juga butuh
waktu panjang untuk bisa bertransisi mulai dari terjaga penuh hingga tertidur.
Dalam penelitian lebih
lanjut yang dilakukan pusat nasional untuk penelitian gangguan tidur di
National Institutes of Health, sekitar 30 sampai 40 persen orang dewasa
memiliki gejala insomnia, dan sekitar 10 sampai 15 persen orang dewasa
menderita insomnia kronis. Dampaknya hipertensi semakin parah. Hasil penelitian
tersebut juga dibahas secara khusus dalam pertemuan tahunan Associated
Profesional Sleep Societies di Boston.
3. Picu Diabetes
Dampak negatif dari
sering bergadang lainnya yakni terkena resiko diabetes. Penemuan tersebut juga
merupakan hasil sebuah riset yang dilakukan para ilmuwan dari Brigham and Women
Hospital di Boston. Dari penelitian ditemukan jadwal tidur yang tidak konsisten
atau kurang tidur dapat meningkatakan resiko diabetes tipe 2.
Dalam kajian
tersebut, peneliti memantau 21 orang sehat yang semuanya tinggal di
lobaratorium, tidur selama hampir enam minggu. Selama dalam penelitian siklus
tidur, pola makan dan kegiatan semuanya dikontrol oleh tim peneliti. Temuan
menunjukkan, peserta yang hanya diperbolehkan tidur sekitar enam jam semalam
dan mengalami pergeseran siklus tidur dan banngun memiliki tingkat gula yang
lebih tinggi dan proses metabolisme cenderung melambat.
Namun menurut kepala
Endokrinologi dari Tulane University School of Medicine, Dr Vivian Fonseca,
selain hal temuan di atas, banyak hal yang berperan terkait hubungan atara
kurang tidur dan obesitas. Studi terbaru menunjukkan bahwa kadar hormon dalam
tubuh seseorang cenderung mengalamai penurunan akibat kurang tidur. Hal itulah
yang bisa membantu menjelaskan kenapa mereka yang terlalu banyak begadang
sangat rentan mengalam obesitas. Namun Fonseca mengajak para peneliti mencari
tahu apakah solusi untuk mencegah kenaikan resiko diabetes selain dengan tidur
lebih banyak. Semua hasil temuan tersebut pernah dipublikasikan pada 11 April
2012 dalam jurnal Science Translation Medicine.
4. Perburuk Gangguan
Telinga Berdengung
Masih ada dampak lainnya
yang akan dialami oleh mereka yang ternyata mengalami insomnia akibat terlalu
sering begadang. Dalam riset terbaru dijelaskan dampak negatif yang bisa
menyerang mereka yang kurang tidur yakni memperberat kondisi penderita
tinnitus, yaitu gejala di mana telinga atau kepala terasa sering berdengung.
Hasil kajian peneliti di
Amerika yang melibatkan hampir 117 pasien tinnitus yang tengah menjalani
perawatan di Henry Ford Hospital di Detroit, antara tahun 2009 hingga 2011
ditemukan, semakin parah gejala insomnia maka semakin besar keluhan gejala
tinnitus, serta semakin buruk gangguan emosi. Dijelaskan salah seorang peneliti
yang memimpin Departemen THT di Henry Ford Hospital, Dr Kathleen Yaremchuk,
keluhan tidur, termasuk insomnia pada pasien tinnitus dapat mengakibatkan
penurunan toleransi untuk penyakit mereka.
Saat ini dari 36 juta
orang Amerika memiliki tinnitus. Beberapa penyebab yang sudah ditemukan
sebelumnya yakni suara yang keras, kotoran di telinga, sinus dan infeksi
telinga, cidera kepala dan leher, serta gangguan penyakit lyme, fibromyalgia.
Semua gejala tersebut dilengkapi dengan terlalu banyak begadang sehingga
tinnitus semakin akut.
5. Kegemukan
Dampak negatif terakhir
dari terlalu banyak begadang, atau terkena insomnia yakni kegemukan, atau
obesitas. Sebelumnya banyak dari kita salah menafsirkan kalau terlalu sering
begadang akan membuat tubuh menjadi kurus. Padahal sebaliknya dengan teralu
banyak begadang, obesitas akan dengan cepat menyerang kita.
Hasil penelitian yang
dimuat dalam jurnal Archives of Disease in Childhood. Saat seseorang tidak
mendapat cukup istirahat, pembentukan glukosa menjadi lebih cepat dan akhirnya
muncul diabetes dan di saat bersamaan kurang tidur akan menambah rasa lapar
yang berujung pada peningkatan nafsu makan.
Kondisi akan diperparah
karena kurang tidur membuat tubuh merasa lelah dan lemas, akibatnya aktivitas
fisik yang seharusnya dilakukan siang hari menjadi berkurang. Padahal aktivitas
pada siang hari akan membuat pembakaran lemak lebih maksimal. Sebaliknya karena
aktivitas kurang termasuk olahraga akan memicu berat badan naik lebih cepa
0 komentar:
Posting Komentar